Selasa, 02 Maret 2010

(tentang) Mengandalkan Tuhan

"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri"
"berbahagialah mereka yang mengandalkan Allah , menjadi kuat, menjadi kokoh karena mengandalkan kekuatan Tuhan"
Begitulah ayat-ayat yang biasanya dikutip. Khususnya di Perjanjian Lama memang banyak ayat yang mengarah kepada petuah seperti itu. Namun masalahnya adalah, sejauh mana hal ini ditafsirkan? atau lebih lanjut lagi sejauh mana hal ini diaplikasikan?

Saya pernah bekerja di perusahaan Kristen .....

Cukup kaget setengah mati ketika atasannya bilang:
kalau kerja di sini, jangan bawa kehebatan kalian, jangan bawa prestasi-prestasi kalian. Tinggalkan semuanya itu di rumah. Tuhan GA BUTUH itu semua. Yang penting di sini mengandalkan Tuhan secara penuh.

Wow.........
Dan membuat lebih wow 1000x  setelah mengenali bahwa petinggi-petinggi di perusahaan juga punya filosofi yang sama. Jadi kalau orang mengandalkan Tuhan intinya tidak perlu memakai prestasi, bakat, atau keahlian yang dimiliki... yang penting selalu ingat dan berdoa kepada Tuhan...
Apakah seperti itu artian dari mengandalkan Tuhan?
artian bahwa kita tidak menggunakan kemampuan kita?

Betapa menyedihkan dan membuat aku tidak bisa lagi berkata-kata. Semua bakat, prestasi, keahlian, kehebatan , semuanya berasal dari Tuhan sendiri. Dan Tuhan sendiri tidak pernah memerintahkan manusia untuk tidak 'meletakkan' semuanya itu dan mengandalkan Tuhan secara penuh
Jelas sekali maksud mengandalkan Tuhan secara penuh bagi mereka adalah seperti ini:
Tidak perlu mengandalkan (percaya pada kemampuan) yang dimiliki, tapi secara langsung menginginkan intervensi ilahi  atau kuasa ilahi atau mukjizat  atau hal ajaib lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan.
Jika demikian, buat apa Tuhan berikan manusia talenta? bakat? kehebatan? kepandaian? kecerdasan? Supaya ditinggalkan dan akhirnya cuma berharap bantuan langsung dari surga?

Gambaran kasarnya begini; Suatu hari kita harus pergi menanjaki bukit yang berbatu dan terjal. Kita punya sepatu gunung yang bagus. Lalu ketika naik gunung, maka sepatu itu ditinggal di rumah. Kemudian berdoa dan percaya "jika aku mengandalkan Tuhan, maka meski ga pake sepatu kakiku akan dilindungi supaya tidak lecet".

Sesungguhnya pemikiran semacam ini adalah pemikiran arrogan. Kenapa arrogan? dia menolak cara manusiawi atau cara biasa / ordinari untuk menyelesaikan masalah. Dia hanya mau menyelesaikan masalah dengan bantuan langsung dari surga. Seolah-olah karena dekat dengan Tuhan dia menjadi spesial. "Kalau orang lain bolehlah naik gunung pakai sepatu, tapi gw kan anak Tuhan, jadi ga perlu pake sepatu kaya mereka, gw dilindungi". Sangat terkutuk menjual kekristenan semacam itu.


Mengapa tidak memandang masalah dari sudut pandang iman yang lain. Saya tahu saya harus mendaki bukit yang berbatu dan terjal. Maka saya bersyukur Tuhan mencukupkan saya untuk beli sepatu. Saya akan menjadi kaki saya ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dengan sepatu. Meski demikian saya sadar bahwa saya tidak bisa mengandalkan sepatu ini saja. Karena masalah di bukit nanti bukan hanya soal bebatuan, tetapi ada kemungkinan berbagai masalah lain yang di luar kuasa saya. Maka saya sadar bahwasanya saya selalu memerlukan Tuhan.

Artikel ini akan saya segera tutup dengan pengalaman nyata ! Siapkan tissue jika hendak menangis kasihan atau tutup mulut Anda supaya tidak tertawa terlalu keras.
Suatu hari tim saya dikirim ke luar kota untuk melaksanakan suatu perkejaan. Pekerjaannya melelahkan dan memakan waktu sehari lebih dari 17 jam untuk berangkat, kerja dan pulang. Maka kami mengusulkan supaya kami diizinkan bermalam supaya tidak sakit karena kecapaian.

Hari berganti hari, waktu pelaksanaan semakin mendekati. Dan akhirnya....  turunlah keputusan itu dari atas, bukan dari surga melainkan dari atasan. Kami diputuskan untuk tidak bermalam.
Terdiam, maka kami pun bertanya, mengapa?

Jawabannya adalah...

Pihak yang di atas ingin supaya kalian belajar mengandalkan Tuhan. Kami tahu kalian akan sangat kecapaian, tapi kalau kalian mengandalkan Tuhan, kalian akan mengalami pemeliharaanNya. Nanti tidak akan sakit atau kenapa-kenapa.


....
sekarang waktunya bagi Anda untuk tertawa atau menangis. Jika Anda bagian dari mereka, inilah kesempatan untuk membuka mata Anda. Dan membongkar lagi segala penyucian otak yang sudah Anda terima.

Inti dari penyucian otak adalah selalu mengarah kepada diperlakukan spesial oleh Tuhan. Kalau orang lain kecapaian, maka kalau mengandalkan Tuhan tidak. Hey.... come on, manusia tidak menjadi malaikat atau superman ketika beriman kepada Tuhan.
Bagaimana jika sudut pandang diubah. Pihak atasan sebagai orang Kristen sangat mencintai anak buahnya. Supaya mereka tidak kecapaian karena pekerjaan 17 jam, kami bersyukur diberikan Tuhan kas yang cukup. Maka kami putuskan supaya mereka menginap. Dengan demikian cinta kasih kepada Tuhan dan sesama menjadi nyata. Lagipula itu tanggung jawab moral orang Kristen untuk bertindak wajar, memelihara dan melindungi sesamanya.


Setelah saya pikir-pikir tetapi pemikiran mereka menarik juga. Jika satu tim pulang tidak sakit, maka itu karena kami sukses mengandalkan Tuhan. Sebaliknya, ketika tim sakit semua maka ini disebabkan karena kami kurang percaya atau kurang mengandalkan Tuhan. Hahahaha


+Benedictus Deus in saecula+

Tidak ada komentar:

Posting Komentar